Mengukur keberhasilan bisnis dari dampaknya terhadap masyarakat Indonesia merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. Sebuah bisnis yang sukses tidak hanya dilihat dari seberapa besar keuntungan yang dihasilkan, tetapi juga dari dampak positif yang diberikan kepada masyarakat sekitarnya.
Menurut Rhenald Kasali, seorang pakar manajemen bisnis, “Keberhasilan sebuah bisnis seharusnya tidak hanya diukur dari segi finansial semata, tetapi juga dari kontribusi positif yang diberikan kepada masyarakat sekitar.” Hal ini sejalan dengan konsep bisnis berkelanjutan yang saat ini sedang berkembang di Indonesia.
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengukur dampak bisnis terhadap masyarakat adalah dengan mengevaluasi program-program CSR (Corporate Social Responsibility) yang dijalankan oleh perusahaan. Misalnya, apakah program-program tersebut mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar, ataukah hanya sekadar sebagai bentuk pencitraan belaka.
Menurut data dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, bisnis yang mampu memberikan dampak positif terhadap masyarakat umumnya juga akan mendapatkan dukungan yang lebih besar dari konsumen. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan loyalitas konsumen dan reputasi perusahaan yang semakin baik.
Namun, tidak semua bisnis mampu mengukur dampaknya terhadap masyarakat dengan baik. Banyak perusahaan yang masih fokus pada pencapaian target finansial tanpa memperhatikan dampak sosial dan lingkungan yang dihasilkan. Hal ini tentu akan berdampak buruk bagi hubungan perusahaan dengan masyarakat sekitar.
Oleh karena itu, penting bagi setiap perusahaan untuk mulai memprioritaskan pengukuran keberhasilan bisnis dari dampaknya terhadap masyarakat. Dengan begitu, bukan hanya perusahaan yang akan merasakan manfaatnya, tetapi juga masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Seperti yang dikatakan oleh Mahatma Gandhi, “The true measure of any society can be found in how it treats its most vulnerable members.”